twitter
rss

Kita Diciptakan Dengan Kemampuan Yang Berbeda

Kajian dan Layanan Pendidikan Tunarungu meliputi hal-hal berikut :
I.          Hakikat Ketunarunguan
a.       Tinjauan Tunarungu
Peninjauan tunarungu dapat dilihat dari berbahai aspek :
1.        Ditinjau dari  faktor  penyebabnya, misalnya hereditas/genetic, resus darah, penyakit toksow (campak), rubella, hyperbilorobunta (Kuning), BBLR, premature, raidasi, kimiawi,sipilis, herpes, dll
2.        Ditinjau dari derajat kehilangan kemampuan/daya dengar diukur dengan alat yang disebut audiometer, macamnya yaitu :
i.           Kurang dengar atau kurang dari 90 db
ii.         Tuli atau lebih dari 90 db
3.        Ditinjau dari letak kerusakan organ pendengaran, yaitu :
i.           Konduktif (Penghantar) yaitu rusaknya telinga bagian luar dan tengah
ii.         Perseptif yaitu rudaknya telinga bagian dalam
4.        Ditinjau dari umur  waktu terjadinya kerusakan pendengaran, yaitu
i.           Pre Language yaitu sebelum mengenal bahasa
ii.         Post Language yaitu setelah mengenal bahasa
b.      Pengertian Tunarungu
Anak yang mengalami kehilangan kemampuan dengar yang meliputi seluruh golongan baik ringan, sedang, berat, dan sangat berat, walaupun telah diberikan alat bantu mendengar tetapi tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
c.       Berbagai  reaksi atau  perasaan orang tua yang memiliki anak tunarungu dari pandangan ( KacKeith, Dutton, 1998):
1.        Reaksi biologis berupa perlakuan protektif.
2.        Reaksi menolak : menolak dengan sikap dingin, dengan beralasan, tetap mengurus ABK tetapi tanpa kehangatan.
3.        Merasa kurang mampu memberikan keturunan, depresi.
4.        Merasa dirampas karena kehilangan anak yang diharapkan : rasa marah, depresi, menerima kenyataan tetapi di saat krisis berantakan kembali.
5.        Terkejut, hilangnya kepercayaan diri
6.        Merasa bersalah
d.      Tata laksana pembinaan bagi tunarungu :
1.        Assesmen/Pengukuran
Dalam mengassesmen anak tunarungu sama halnya dengan mengasesmen anak berkebutuhan khusus yang lainnya, yaitu dengan
i.           Asesmen Test misalnya Test IQ (Psikologis)
ii.         Asesmen Non Test misalnya observasi, wawancara, dll
2.        Diagnostik
Cara mendiagnostik bahwa anak terindikasi ketunarunguan adalah dengan cara dideteksi dengan macam-macam alat deteksi bunyi misalnya sengung, nasalitet, plosive, soun the s, spatel, sikat vibrator, dll atau dengan diukur langsung dengan alat audiometer.
3.        Perencanaan
Dalam merencanakan program bagi anak tunarungu, dapat dilakukkan dalam 3 tahap, meliputi :
i.       Program Intervensi Dini
ii.     Metode dan pendekatan
iii.   Perencanaan rujukan intra dan inter disiplin.

e.       Mendeteksi gangguan pada anak
Untuk mendeteksi apakah anak mengalami ketunarunguan adalah dengan cara :
1.        Diukur dengan audiometer
2.        BERA (Braind Efox Respond Audiometer)
II.       Dampak Katunarunguan
a.       Dampak yang ditimbulkan akibat adanya keturanguan yakni :
1.        Dampak primer, terdiri dari
i.           Tidak mengenal lambang bahasa yang digunakan lingkungan.
ii.         Tidak memahami aturan/sistem bahasa yang berlaku di lingkungannya.
iii.       Tidak menguasai media komunikasi dalam bahasa tersebut.
2.        Dampak sekunder, terdiri dari :
i.           Miskin dalam kosakata
ii.         Terganggu bicaranya
iii.       Dalam berbahasa dipengaruhi emotional/visual order
iv.       Cenderung pemata
v.         Bahasa merupakan hasil interaksi mereka dengan hal-hal yang konkrit
vi.       Sifat egosentris > anak dengar
vii.     Impulsif
viii.   Sifat kaku (rigidity)
ix.       Sifat lekas marah dan mudah tersinggung
x.         Memiliki perasaan ragu-ragu
xi.       Memiliki sifat polos
xii.     Sering berada dalam keadaan ekstrim tanpa banyak nuansa
b.      Cara Mengatasi Berbagai Permasalahan yang Timbul Akibat Ketunarunguan
1.        Hanya dengan memberikan keterampilan berkomunikasi dan berbahasa.
2.        Berikan anak tunarungu kemampuan berbahasa dan berkomunikasi yang cukup agar dunia mereka menjadi lebih luas.
III.    Implementasi  Dalam  Layanan  Pendidikan Tunarungu
a.       Implementasi
Dalam implementasi di kehidupan nyata ATR membutuhkan orangtua, pendamping yang tangguh untuk mendampinginya  agar berkembang optimal dalam kemampuan berbahasa  dan  berkomunikasi.
b.      Implikasi dampak ketunarunguan dalam  layanan pendidikan, yaitu :
1.      Kompetensi  berbahasa dan berkomunikasi sebagai basis  kompetensi yang lain.
2.      Mengembangkan  dan menerapkan kurikulum  berbasis  bahasa  dan komunikasi.
3.      Pentingnya  intervensi habilitatif/edukatif  sejak   usia dini ( usia 1,6 tahun)
c.       Proses Perolehan Bahasa, dalam  pemrosesan bahasa ATR memperoleh pengetahuan dari :
1.      Proses mendengar
2.      Proses meniru
3.      Proses  mengingat
4.      Proses persepsi
d.      Mekanisme Pendekatan Kommunikasi dan Perolehan Bahasa, terdiri dari : 
e.       Kurikulum Pendidikan Anak Tunarungu
Kurikulum yang tepat untuk pembelajaran ATR adalah  Language Across all Areas Curriculum (Kurikulum Lintas Bahasa)
f.       Tahapan  pengembangan  komunikasi persepsi bunyi  dan  irama
1.      Tahap deteksi bunyi : a/o/u/e/i
2.      Tahap diskriminasi bunyi : membedakan macam-macam bunyi
3.      Tahap identifikasi bunyi : bunyi apa yang didengar
4.      Tahap komprehensi : komplek atau bersifat menyeluruh
C.    KAITAN FILSAFAT PENDIDIKAN DENGAN KAJIAN DAN LAYANAN PENDIDIKAN TUNARUNGU
Dalam konteks dasar pemahaman ilmu filsafat pendidikan, bahwa ilmu tersebut mengarah ke penguasaan emosi dan pikiran. Pola berfikirnya dengan cara berpikir kreatif menggunakan logika dengan mempertimbangkan fakta empiris yang ada. Maka jika  filsafat pendidikan dikaitkandengan kajian dan layanan pendidikan tunarungu, muncul beberapa perspektif, meliputi:
I.          Pengkajian Ilmu
Ilmu yang dikaji merupakan ilmu yang diperoeh berdasarkan dengan melihat fakta empiris yang terjadi dalam kehidupan  manusia. Sependapat dengan Pearson yang memandang bahwa ilmu pengetahuan itu belum sempurna, kareana ilmu berkembang sesuai dengan perkembangan jaman. Kurikulum yang tepat digunakan menurut Dr. Br. Bambang Nugroho  adalah  Language Across all Areas Curriculum (Kurikulum Lintas Bahasa)
II.       Prosedur Pengamatan Metode
Pengamatan metode dilakukan dengan prosedur berkembang pada pola pikir yang diimplementasikan. Dalam implementasi di kehidupan nyata ATR membutuhkan orangtua, pendamping yang tangguh untuk mendampinginya  agar berkembang optimal dalam kemampuan berbahasa  dan  berkomunikasi.
III.    Nilai Kegunaan Dari Ilmu
Nilai kegunaan yang terkandung dalam kajian dan layanan pendidikan tunarungu, yakni :
a.       Dapat meninjau ketunarunguan dari berbagai aspek
b.      Dapat mengetahui batasan tentang pengertian anak tunarungu
c.       Dapat mengetahui reaksi orang tua yang memiliki anak tunarungu
d.      Dapat mlakukan pembinaan yang tepat dalam menangani anak tunarungu
e.       Dapat mendeteksi gangguan pada anak
f.       Dapat mengetahui dampak yang timbul akibat ketunarunguan
g.      Dapat  mengatasi masalah yang terjadi akibat ketunarunguan
h.      Dapat mengimplementasikan layanan dan pendidikan bagi anak tunarungu

i.        Serta dapat menerapkan kurikulum yang tepat bagi anak tunarungu

0 komentar:

Posting Komentar